Senin, 29 Desember 2014

Ramalan Dan Kenyataan Seputar Nabi Isa a.s

Beliau as adalah hamba Allah dan Rasul-Nya. Beliau bukan Allah dan putera Allah seperti halnya keyakinan orang Nashrani. Allah swt berfirman:

Berkata ‘Isa, ‘Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al-Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi’.” (Qs. Maryam [19]: 30).

Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata, ‘Sesungguhnya Allah itu ialah Al-Masih putera Maryam’.” (Qs. al-Maa’idah [5]: 17).

Orang Nashrani berkata, ‘Al-Masih putera Allah. Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka’.” (Qs. at-Taubah [9]: 30).

Dan mereka berkata, ‘Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak. Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar. Hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh. Karena mereka menda'wakan Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak. Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba. Sesungguhnya Allah telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti. Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri’.” (Qs. Maryam [19]: 88-95).

‘Al Masih putera Maryam menolak orang-orang yang menyatakan bahwa beliau as adalah Allah atau anak Allah. Allah SWT berfirman:

“Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman, ‘Hai ‘Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia, ‘Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?’ ‘Isa menjawab, ‘Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib. Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakannya) yaitu, ‘Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku. Engkaulah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu’.” (Qs. al-Maa’idah [5]: 116-117).

Sesungguhnya beliau tidak terbunuh dan disalib. Akan tetapi, Allah menyelamatkannya dari orang-orang dzalim, dan mewafatkannya sebagaimana orang tidur. Lalu, Allah SWT mengangkatnya ke langit dan Allah mendatangkan orang lain yang serupa dengan ‘Isa as. Selanjutnya, mereka (para tentara kerajaan) membunuh orang yang diserupakan Isa as dan menyalibnya. Akan tetapi, mereka ragu dan berselisih dalam perkara itu. Perhatikan Firman Allah SWT berikut ini:

“Dan karena ucapan mereka, ‘Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, ‘Isa putera Maryam, Rasul al-Allah. Padahal mereka tidak membunuhnya, dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan ‘Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) ‘Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah ‘Isa, tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat 'Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana’.” (Qs. an-Nisaa’ [4]: 157-158).


“Ingatlah, ketika Allah berfirman, ‘Hai ‘Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu, dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir’.” (Qs. Ali-‘Imraan [3]: 55).

Bahkan, ‘Isa Al Masih as mengingatkan manusia dari para pendusta yang menda’wahkan kenabian setelah dirinya, dan memberikan khabar gembira dengan risalah Muhammad Saw. Sebagian besar orang Nashrani beriman dengan kenabian Muhammad Saw, namun sebagian besar lainnya mengingkari khabar (dari) ‘Isa as dan tidak beriman kepada Nabi Muhammad Saw.

“Dan ingatlah, ketika ‘Isa putera Maryam berkata, ‘Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu taurat dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad). Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti yang nyata, mereka berkata, ‘Ini adalah sihir yang nyata’.” (Qs. ash-Shaff [61]: 6).

“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik( Ateis). Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata, ‘Sesungguhnya kami ini orang-orang Nashrani.’ Yang demikian itu disebabkan karena diantara mereka itu (orang-orang Nashrani) terdapat pendeta-pendeta, dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri. Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (al-Qur’an) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri), seraya berkata, ‘Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran al-Qur’an dan kenabian Muhammad Saw)’.” (Qs. al-Maa’idah [5]: 82-83).

Siapa saja, Yahudi, Nashrani, Majusi atau orang yang memeluk agama selain Islam, yang mendengar kenabian Muhammad Saw, dan risalahnya dengan penyampaian yang jelas, namun tidak beriman maka kelak ia akan menjadi penghuni neraka. Allah SWT berfirman:

“Dan barangsiapa yang tidak beriman kepada Allah dan RasulNya maka sesungguhnya Kami menyediakan untuk orang-orang yang kafir neraka yang bernyata-nyala.” (Qs. al-Fath [48]: 13).

Rasulullah Saw bersabda:

“Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tanganNya, tidaklah seseorang dari manusia yang mendengar aku, Yahudi, dan Nashrani, kemudian mati, sedangkan ia tidak beriman dengan apa yang diturunkan kepadaku, kecuali ia menjadi penghuni neraka.” [HR. Muslim dan Ahmad].

Ketika ‘Isa as diturunkan di akhir zaman, beliau as akan mengikuti syari'at Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw yang telah menghapus seluruh syari'at sebelumnya.

Tidak ada nabi, di antara aku dan ia, yakni ‘Isa as, sesungguhnya ia adalah tamu. Bila kalian melihatnya, maka kalian akan mengenalnya sebagai seorang laki-laki yang mendatangi sekelompok kaum yang berwarna merah dan putih, seakan kepalanya turun hujan, bila ia tidak menurunkan hujan, maka akan basah, Dan ia akan memerangi manusia atas Islam, menghancurkan salib, membunuhi babi, mengambil jizyah, saat itu Allah menghancurkan seluruh agama kecuali Islam, sedangkan ‘Isa as menghancurkan Dajjal. Dan ia berada di muka bumi selama 40 tahun, kemudian wafat dan kaum muslimin mensholatkannya.” [HR. Abu Dawud].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar